Hai, Pagi! bagaimana kabarmu? Lama ya kita ga jumpa?
Hehehe yah mungkin kau sendiri lebih tau lah mengapa Aku
jarang menjumpaimu sekarang. Yah semenjak Ia lari jauh ke dalam bengawan, dan
tak ada lagi seseorang yang membuatku terbangun di pagi seperti ini. Itulah
alasannya mengapa kemudian aku jarang bertemu denganmu, Pagi.
Bagaimana pula kabar Ia sekarang? Apa kau masih sering pula
berjumpa dengannya? Berjumpa di kala malam menuai puncaknya hingga kokok ayam
yang selalu memutus jumpa ku dengannya di udara? Hahaha. . . mungkin kau juga
masih ingat hal itu kan?
Hmm. . . sudah lama memang, lama kiranya waktu membentang,
melebarkan sayapnya hingga aku pun tak dapat menghitung jumlah bulunya yang
nampak.
Pagi?! Masih kah kau mendengarkan ceritaku? Cerita tentang aku dengannya? Ah. Atau jangan-jangan kau juga sama sepertinya, yang
meninggalkanku tidur ketika aku sedang asyik bercerita. Itulah salah satu hal
yang aku tak suka darinya, pagi. Aku harap kau tak memiliki kebiasaan buruknya
itu, terlelap kala aku bercerita tentang hidup.
Tunggu sebentar, pagi! Hmm. . . Aku rasa ada sesuatu yang
menghalangi pandanganku. Oh, tidak, maksudku ada yang menggoda dan mengalihkan
pandanganku. Kau tunggu sejenak disini, pagi. Jangan dulu kau beranjak
membunyikan kokok ayam dan menarik mentari. Kau tetap di sini aku akan
menyapanya sejenak.
Hey, kau! Gadis yang sedang duduk! Yah, betul kau yang sedak
duduk termangu menatap layar terpaku. Siapa lagi memangnya gadis yang
berkerudung warna krem yang telah mengalihkan pandanganku jika bukan dirimu?
Mengapa kau mengalihkan pandanganku? Menggangguku yang sedang bercengkrama
dengan sahabatku si pagi dengan wajahmu itu? Dan mengapa kau buat udara di pagi
ini tak sedingin udara di pagi kemarin? Atau jangan-jangan kau juga berteman
dengan sahabatku si pagi? Karena hanya orang yang bersahabat dengannya lah maka
ia tak merasakan dinginnya pagi.
Hey, Pagi! Kemarilah. Apakah kau mengenal gadis ini?
Lihatlah, meski sudah ku sapa tetapi gadis ini tetap saja tak menghiraukan aku
dan masih saja wajahnya hanya menatapi sebuah benda kecil dalam genggamannya
itu. Ya Tuhan. . . apa ia sama sekali tak mendengar sapaanku?
Aku dan Pagi
Aku dan Pagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa kasih saran ya mas/mba broy di kotak komentar biar blognya makin cakep kaya yang komen, hehe :D Makasih. . .