Halaman

Senin, 30 Juli 2012

Aku dan Pagi

Hai, Pagi! bagaimana kabarmu? Lama ya kita ga jumpa?
Hehehe yah mungkin kau sendiri lebih tau lah mengapa Aku jarang menjumpaimu sekarang. Yah semenjak Ia lari jauh ke dalam bengawan, dan tak ada lagi seseorang yang membuatku terbangun di pagi seperti ini. Itulah alasannya mengapa kemudian aku jarang bertemu denganmu, Pagi.

O iya, bolehkah Aku bertanya kepadamu, pagi?!
Bagaimana pula kabar Ia sekarang? Apa kau masih sering pula berjumpa dengannya? Berjumpa di kala malam menuai puncaknya hingga kokok ayam yang selalu memutus jumpa ku dengannya di udara? Hahaha. . . mungkin kau juga masih ingat hal itu kan?
Hmm. . . sudah lama memang, lama kiranya waktu membentang, melebarkan sayapnya hingga aku pun tak dapat menghitung jumlah bulunya yang nampak.
Pagi?! Masih kah kau mendengarkan ceritaku? Cerita tentang aku dengannya? Ah. Atau jangan-jangan kau juga sama sepertinya, yang meninggalkanku tidur ketika aku sedang asyik bercerita. Itulah salah satu hal yang aku tak suka darinya, pagi. Aku harap kau tak memiliki kebiasaan buruknya itu, terlelap kala aku bercerita tentang hidup.
Tunggu sebentar, pagi! Hmm. . . Aku rasa ada sesuatu yang menghalangi pandanganku. Oh, tidak, maksudku ada yang menggoda dan mengalihkan pandanganku. Kau tunggu sejenak disini, pagi. Jangan dulu kau beranjak membunyikan kokok ayam dan menarik mentari. Kau tetap di sini aku akan menyapanya sejenak.
Hey, kau! Gadis yang sedang duduk! Yah, betul kau yang sedak duduk termangu menatap layar terpaku. Siapa lagi memangnya gadis yang berkerudung warna krem yang telah mengalihkan pandanganku jika bukan dirimu? Mengapa kau mengalihkan pandanganku? Menggangguku yang sedang bercengkrama dengan sahabatku si pagi dengan wajahmu itu? Dan mengapa kau buat udara di pagi ini tak sedingin udara di pagi kemarin? Atau jangan-jangan kau juga berteman dengan sahabatku si pagi? Karena hanya orang yang bersahabat dengannya lah maka ia tak merasakan dinginnya  pagi.
Hey, Pagi! Kemarilah. Apakah kau mengenal gadis ini? Lihatlah, meski sudah ku sapa tetapi gadis ini tetap saja tak menghiraukan aku dan masih saja wajahnya hanya menatapi sebuah benda kecil dalam genggamannya itu. Ya Tuhan. . . apa ia sama sekali tak mendengar sapaanku?
Aku dan Pagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa kasih saran ya mas/mba broy di kotak komentar biar blognya makin cakep kaya yang komen, hehe :D Makasih. . .